Tema
: Pendidikan
Sutradara : Deddy Mizwar
Penulis : Musfar Yasin
Pemeran : Musfar Yasin,
dan diperankan oleh Reza
Rahadian,Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja
Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu
Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta
Ginting,
Sonia, dan Teuku Edwin
Tahun : 2010
Genre : Komedi
BOBROKNYA NEGERI SAAT INI
(Gagalnya pendidikan di negeri ini,kemiskinan dan pengangguran
merajalela)
Indonesia merupakan
negeri yang kaya akan sumber daya alamnya. Namun negeri ini merupakan negeri
yang amat bobrok dalam segala bidang. Bisa dilihat saja masih banyak koruptor
yang merajalela di negeri ini. Bodohnya mereka lebih mementingkan kepentigannya
sendiri dari pada kepentingan rakyat dan negaranya. Tuntutan
akan status sosial di masyarakat kadang jauh lebih membelenggu dan lebih kejam
menghukum. Ini terutama dirasakan oleh seorang penganggur. Sebaliknya seorang
calon wakil rakyat,nampak memiliki citra yang jauh lebih baik meskipun calon
tersebut tidak berkualitas. Kehidupan negeri ini seolah-olah tidak begitu peduli dengan
penjahat berkerah putih, penjahat intelektual yang tidak cuma mencopet tetapi
melahap uang rakyat trilyunan.
Hal inilah yang membuat negeri ini semakin bobrok dengan adanya wakil rakyat
yang tidak berkualitas. Ketidakadilan di negeri ini telah sedemikian parah.
Penggambaran film ini ketika para mantan copet cilik itu yang telah mencoba
mengubah hidup dengan mengasong tetap tidak bisa tenang karena adanya ancaman
kejaran petugas satpol PP. Suap
menyuap telah menjadi sesuatu yang amat biasa di masyarakat kita saat ini. Di
sini ditampilkan dengan kehadiran 2 oknum aparat yang ternyata menjadi pembelakang
para pencopet. Kurangnya kesadaran dari petinggi negera yang membuat
negeri ini lama-kelamaan samakin hancur. Kemiskinan merajalela dan pengangguran
ada dimana-mana,tak kala juga pendidikan pun menjadi hancur. Kapan negera ini
bisa maju kalau tetap seperti ini.
Banyak
sindiran-sindiran tentang keadaan negeri dalam film ini yaitu “Bedanya antara
pencopet dan koruptor adalah pencopet kalo ketahuan digebukin babak belur,
kalau koruptor ketangkap malah menikmati fasilitas mewah di tahanan”. Ketika beberapa dari anak-anak yang beralih profesi
dari pencopet ke asongan, ternyata mereka tetap dikerjar-kejar oleh orang lain
dalam hal ini adalah satpol PP. Disini menegaskan statement bahwa
"kerja yang haram saja susah, apalagi yang halal, sudah hasilnya kecil,
dikejar-kejarnya sama".
Negara Jerman
pernah berkata “Kamu memang kaya,akan tetapi aku tidak bodoh”. Kata-kata
tersebut marupakan sindiran bagi negara kita yang seharusnya dijadikan koreksi
bagi pemerintah saat ini untuk memperbaiki keadaan yang serba rumit di negeri
ini. Kita boleh memanfaatkan SDA yang kita miliki,akan tetapi sebaiknya kita memperbaiki
SDM terlebih dahulu karena apabila SDM kita masih lemah maka negara lain akan
lebih mudah untuk menguasai SDA yang negeri ini miliki. Dan seharusnya
pemerintah lebih tanggap mengenai masalah pendidikan saat ini. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat
memprihatinkan. Gagalnya pendidikan di negeri
ini yaitu dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mandiri seperti
lulusan S1 yang masih kebingungan dalam mencari pekerjaan. Penggambarannya
melalui dua orang tokoh yang merupakan sarjana namun belum juga mendapatkan
pekerjaan. Ketidak
mampuan negara menyediakan pekerjaan sebagai dampak globalisasi menjadikan anak
bangsa dijadikan penjahat, mereka tidak pernah bermimpi menjadi pencopet,
sekedar mempertahankan hidup menjadi alasan bagi mereka untuk berprofesi
sebagai "penjahat". Pendidikan, kata inilah yang masih
menjadi sebuah harapan dan mimpi bagi banyak anak di Indonesia. Bagi para anak
jalanan yang telah di landa kemiskinan sangat butuh akan pendidikan. Harapan
seperti ini tidak hanya dimiliki oleh anak di Indonesia, tetapi juga dimiliki
oleh beberapa anak di banyak negara berkembang lainnya. Akan tetapi, tidaklah
bijak jika pemerintah Indonesia hanya diam dan tidak melakukan tindakan apa pun
untuk mengatasi masalah ini. Memang, pemerintah telah melakukan beberapa
tindakan untuk mengatasi masalah anak putus sekolah, tetapi benarkah masalah
ini sudah terselesaikan?
Selain anak
putus sekolah, berbagai permasalahan pendidikan seperti masih buruknya
fasilitas dan mutu pendidikan di beberapa daerah juga menjadi tugas yang belum
terselesaikan. Pada
dasarnya, pendidikan merupakan formula yang berguna untuk meningkatkan kualitas
hidup seseorang. Oleh karena itu, seharusnya setiap orang berhak untuk
mendapatkan pendidikan layak, terutama anak-anak dan remaja. Ketika anak kurang
mampu dalam hal ekonomi mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas
sampai tingkat perguruan tinggi, besar kemungkinannya ia akan memutus rantai
kemiskinan di keluarganya. Dengan begitu, jika semua anak mendapatkan pendidikan
yang layak sampai tingkat perguruan tinggi, maka sangat besar kemungkinannya
tingkat kemiskinan di Indonesia berkurang secara drastis. Selain itu, akan
bermunculan SDM berkualitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan di Indonesia.
Oleh sebab itu, semua pihak (pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dll.) harus
bekerja sama agar Negara Indonesia memiliki sistem pendidikan yang baik dan
bebas dari anak putus sekolah secepatnya. Pendidikan bermutu untuk semua anak
dan remaja di Indonesia. Itulah, sebuah mimpi yang harus terwujud untuk
membangun negeri menjadi negeri yang kuat dalam
segala bidang dan lepas dari tindasan kebodohan.
Iyha soalnya negara kita sedang di ombang ambing
ReplyDelete